Cara Mengetahui Kelanjutan Rekrutmen Kerja

, Cara Mengetahui Kelanjutan Rekrutmen Kerja

Lapangan kerja yang semakin menipis menyebabkan proses rekrutmen kerja menjadi lebih rumit, ditambah lagi dengan banyaknya pesaing yang harus dihadapi untuk bisa menempati posisi yang Anda lamar. Perekrut tidak hanya menilai pendidikan saja, tetapi juga pengalaman kerja, pengalaman berorganisasi, keterampilan kerja, dan juga pribadi dari pelamar.

Tentunya setiap perusahaan memiliki rangkaian proses rekrutmen kerja yang berbeda, tergantung juga dengan level posisi kerja yang dibuka. Mulai dari entry level hingga manager up level, masing-masing memiliki kualifikasi yang spesifik. Tidak ada yang bisa menebak kapan rekrutmen kerja akan dibuka, tetapi Anda bisa berusaha mencari tahu informasi lanjut mengenai rekrutmen kerja yang sedang Anda jalani.

Banyak orang yang sungkan untuk menghubungi perekrut untuk menanyakan kelanjutan rekrutmen kerja. Padahal, langkah ini cukup berpengaruh akan peluang Anda diterima kerja asalkan dilakukan dengan cara-cara yang benar. Apabila Anda kini sedang job seeking dan bertanya-tanya akan kelanjutan rekrutmen kerja yang Anda lamar, mari ikuti cara-cara berikut untuk menghubungi perekrut dengan sopan.

Beri waktu bagi rekruter
Proses rekrutmen kerja tidak berlangsung secara instan, beberapa perusahaan memerlukan waktu hingga berbulan-bulan lamanya. Terlebih lagi jika kandidat yang melamar mencapai ratusan hingga ribuan. Berikan waktu setidaknya 5-10 hari kerja sebelum melakukan follow-up atau menghubungi perekrut kembali.

Jika Anda sudah berhasil masuk ke tahap wawancara kerja, Anda boleh menghubungi recruiter via email di hari yang sama atau keesokan harinya. Jangan menghubungi perekrut berkali-kali, apalagi di luar jam kerja. Kesalahan ini akan sangat mengganggu kinerja sang perekrut dan berpotensi menghilangkan kesempatan Anda untuk direkrut.

Lantas, apa yang harus dilakukan bila perekrut tetap tidak menghubungi? Anda boleh kembali mengirimkan email ke perekrut sekitar 5 hari setelah mengirim email follow-up yang pertama. Sambil menunggu kabar, sebaiknya Anda tetap mencari lowongan kerja lainnya.

Sampaikan apresiasi dan ketertarikan untuk bergabung
Jaga agar email yang Anda kirim tetap bernada sopan, singkat, dan jelas. Awali dengan ungkapan terima kasih atas perhatian atau undangan wawancara kerja yang diberikan. Sertakan juga keinginan Anda untuk bergabung ke perusahaan yang Anda lamar.

Tentunya Anda tidak ingin email tersebut terkesan menuntut dan memaksa perekrut untuk mempekerjakan Anda. Dua paragraf singkat sudah cukup untuk menyampaikan apresiasi dan ketertarikan Anda dalam melanjutkan proses rekrutmen kerja. Anda juga bisa melampirkan kembali CV dan surat lamaran untuk mempermudah perekrut dalam melakukan review kandidat.

Tekankan kembali skill dan kualifikasi
Di dalam email follow-up yang Anda kirim, tekankan kembali kemampuan, pengalaman kerja, dan kualifikasi Anda yang dirasa cocok dengan posisi yang dilamar. Tidak ada salahnya untuk “menjual” keahlian Anda lagi agar perekrut tertarik untuk mempekerjakan Anda. Namun ingat, buatlah dengan kalimat yang sederhana dan tidak berbelit.

Kesalahan yang sering dilakukan oleh para pelamar dalam proses rekrutmen kerja adalah memasukkan pengalaman kerja dan kemampuan palsu. Hati-hati, perekrut akan mengecek keaslian dokumen dan data yang tertera dalam CV dan email follow-up Anda. Selain itu, berbohong ketika proses rekrutmen kerja malah akan mempersulit Anda ketika nanti sudah diterima bekerja. Bila Anda terbukti tidak jujur, perusahaan tidak akan segan untuk memasukkan Anda ke dalam daftar hitam.

Jalin relasi dengan perekrut
Relasi yang dimaksud adalah hubungan profesional. Sangat tidak dianjurkan untuk memulai hubungan pertemanan dengan perekrut ketika proses rekrutmen kerja sedang berlangsung. Anda dapat memulai koneksi melalui media sosial seperti LinkedIn atau Instagram untuk lebih mengenal pribadi perekrut. Ini bisa jadi senjata Anda ketika dipanggil wawancara kerja. Meski begitu, hindari mengirim pesan ke perekrut via media sosial karena hal ini dianggap kurang profesional.

Menjaga hubungan baik dengan perekrut juga sangat penting walaupun Anda gagal dalam rekrutmen kerja. Umumnya, para perekrut sering mengunggah lowongan kerja di laman media sosial mereka. Dengan begitu, Anda bisa dengan cepat melamar untuk posisi baru. Hebatnya lagi, media sosial LinkedIn juga memperbolehkan Anda untuk melamar pekerjaan langsung via message ke perekrut.

Anda juga bisa menggunakan layanan Parrish & Co., sebuah perusahaan headhunter untuk memudahkan Anda melamar pekerjaan yang sesuai minat dan keterampilan Anda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *