Banyak dari kita yang berpikir orang lain memiliki perilaku buruk atau toxic. Namun seringkali kita tidak menyadari kalau sebenarnya perilaku yang dianggap buruk tersebut rupanya juga sering kita lakukan. Perilaku toxic adalah hal-hal yang cenderung bersifat merugikan, mengganggu, membahayakan, membuat frustasi atau stres bagi diri kita sendiri maupun orang lain di sekitar kita.
Saat berada di lingkungan kerja, ada beberapa perilaku buruk yang sebaiknya dihindari. Perilaku toxic ini bisa berakibat buruk pada karir Anda, misalnya dijauhi rekan kerja. Selain itu, perilaku buruk yang dianggap biasa saja, tanpa disadari memberikan penilaian buruk terhadap kinerja Anda, membuat Anda dicap sebagai karyawan yang tidak produktif di kantor. Berikut ini beberapa perilaku buruk yang harus dihindari agar tidak dianggap toxic.
Pasif di kantor
Dikutip dari Cose.org, sifat pasif seringkali dikonotasikan negatif di lingkungan pekerjaan. Sifat pasif bisa dimiliki oleh siapapun dan seringkali dituding jadi sumber masalah. Orang yang pasif di kantor dianggap sebagai pribadi yang menyebalkan karena biasanya membuat beban pekerjaan sesama rekan kerjanya semakin menumpuk. Hal ini karena mereka cenderung bersikap malas-malasan dan tidak mampu memberikan hasil kerja yang sesuai standar.
Mereka juga cenderung lama dalam menyelesaikan pekerjaan di kantor. Mereka yang pasif di kantor juga dipastikan tidak memiliki kompetensi dalam memimpin sebuah pekerjaan. Dalam setiap pengambilan keputusan, ujung-ujungnya adalah memilih untuk mengikuti saja apa kata rekan kerjanya. Siapa yang akan tahan dengan perilaku buruk seperti ini?
Tidak disiplin
Disiplin dalam lingkungan pekerjaan adalah bentuk saling menghormati rekan kerjanya. Jika Anda tidak bisa disiplin pada diri sendiri dan pekerjaan, sama artinya dengan tidak menghargai rekan kerja Anda yang lain. Perilaku buruk ini jelas bisa menghambat pekerjaan yang akhirnya merugikan perusahaan. Terciptanya disiplin kerja pada semua karyawan di kantor adalah hal yang sangat penting.
Sebaliknya, jika ada salah satu karyawan yang kurang disiplin, akan menyebabkan situasi yang tidak kondusif. Betul adanya kalau setiap perusahaan memiliki aturan yang mendisiplinkan karyawan, namun tetap saja terkadang ada yang tidak mematuhinya. Jangan sampai Anda merupakan salah satu karyawan yang dianggap tidak disiplin, ya.
Suka bergosip
Bergosip bisa dilakukan di mana saja dan dengan siapa saja, umumnya dilakukan di tempat kerja. Tidak ada salahnya untuk berceloteh santai bersama rekan kerja, terutama sebagai selingan di tengah penatnya pekerjaan. Kendati demikian, gosip juga masuk ke dalam perilaku buruk ketika Anda menyebarkan rumor yang belum tentu benar adanya. Di lingkungan kerja, tentu saja hal ini dapat berdampak buruk bagi reputasi seseorang.
Perilaku buruk bergosip sebaiknya dihindari karena bisa membuat suasana kerja tak nyaman. Bahkan, bisa menimbulkan sikap saling curiga dan membuat budaya kerja yang tidak nyaman. Hal-hal yang biasanya dianggap remeh akan berubah jadi hal yang dianggap sangat mengganggu bila dijadikan topik gosip.
Hobi menjilat atasan
Kebiasaan mencari muka di depan atasan bisa jadi perilaku yang kerap Anda temui di lingkungan kerja. Sikap menjilat atasan biasanya ditandai dengan bersikap berlebihan dalam menghormati atasan untuk menciptakan citra yang positif. Tak jarang, sikap mencari muka ini juga seringkali mengorbankan rekan kerjanya dengan cara mencari-cari kesalahan orang lain, tujuannya tentu untuk bisa menutupi kesalahannya sendiri.
Berdasarkan riset, mereka yang terlalu manis di depan atasan bisa menguras lebih banyak energi terkuras, sehingga membuat pekerjaan mereka terbengkalai, kurang konsentrasi pada pekerjaannya, dan mudah marah.
Melakukan intimidasi atau bullying
Intimidasi atau bullying jelas merupakan praktik perilaku buruk di lingkungan kerja yang tidak bisa ditolerir. Hal ini bisa membuat karyawan merasa tidak nyaman dalam bekerja dan menciptakan trauma yang akan ditanggung selama bertahun-tahun.
Walau sudah dianggap sebagai tindakan kriminal, namun tetap saja bullying masih menjadi fenomena umum di beberapa perusahaan. Perilaku bullying di lingkungan kerja secara langsung membuat karyawan yang menjadi korban merasa tak betah serta mempengaruhi kinerjanya. Kasus terburuknya, bullying bisa berdampak buruk pada kesehatan emosional, fisik, bahkan meningkatkan risiko bunuh diri.