Dalam upaya memperoleh pekerjaan yang diinginkan, seorang pelamar kerja akan melalui serangkaian tes masuk. Tes tersebut setidaknya meliputi 3 jenis tes, yaitu tes administrasi, tes wawancara, dan tes kesehatan. Tes administrasi menitikberatkan pada persyaratan yang berhubungan dengan dokumen-dokumen seperti surat kelahiran, keterangan identitas, serta riwayat pendidikan. Sementara itu tes kesehatan dapat berupa rangkaian pemeriksaan fisik yang dilakukan di tempat perekrutan karyawan, dapat juga berupa permintaan surat keterangan yang dikeluarkan oleh laboratorium/tempat tes kesehatan yang ditunjuk oleh perekrut. Tes wawancara pada umumnya diletakkan sebagai tes penutup yang menentukan diterima tidaknya seorang pelamar pada posisi yang diinginkannya.
Sebagai tes pamungkas, tes wawancara dirancang untuk menggali karakter serta visi dan misi pelamar apakah ia dianggap mampu seiring dan sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Tiap posisi dalam perusahaan tentu menghendaki karakter, daya tahan, ketekunan serta gaya bekerja yang berbeda. Oleh karenanya, perekrut akan merancang daftar pertanyaan yang mampu menjadi gambaran apakah sang pelamar sesuai untuk posisi yang sedang dicari.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut kelompok daftar pertanyaan yang umum dipakai oleh perekrut pada tes wawancara:
- Penggambaran diri.
Menghadapi pertanyaan semacam ini hendaknya pelamar menjawab dengan singkat dan jelas. Misalnya dengan menyebutkan dua atau tiga karakter positif yang menggambarkan diri sang pelamar hubungannya dengan posisi yang dilamar. Sebagai contoh: ulet dan teliti. Hindari jawaban panjang lebar yang membuat pewawancara beranggapan pelamar bukanlah sosok yang efisien. - Pengetahuan pelamar tentang perusahaan dan posisi yang dilamar.
Bagi sebagian pelamar yang sudah bekerja (bukan fresh graduated) akan lebih mudah memberikan gambaran tentang posisi yang dilamar. Sementara itu, bagi mereka yang baru pertama kali melamar, hal-hal yang harus diperhatikan adalah berusaha mencari tahu seluk beluk posisi yang dilamar dan siap memberikan gambaran bahwa karakter dan etos kerja yang ia miliki akan menunjang proses kerja di posisi tersebut. Sebab biasanya, pertanyaan seperti ini akan sekaligus dihubungkan dengan pertanyaan tentang alasan pelamar ingin bergabung dengan perusahaan tersebut. - Prestasi yang pernah diraih dan rencana ke depan.
Pertanyaan semacam ini dilontarkan untuk mengetahui cara pandang pelamar terhadap latar belakang dirinya dan harapannya di masa depan. Hal ini dianggap penting mengingat dalam menggapai visi dan misi perusahaan, perekrut ingin memastikan bahwa pihak yang direkrut mampu menjadi bagian dari prosesnya. Di bagian ini pelamar hendaknya memilah prestasi apa saja yang kiranya sesuai dengan bidang kerja yang dilamar. Dalam menguraikannya jangan sampai terjebak di kondisi membanggakan prestasi dengan berlebihan dan memberikan janji-janji bahwa prestasi tersebut akan berkontribusi secara maksimal selama bekerja nanti. Jawablah dengan singkat namun jelas hingga tak menimbulkan kesan bahwa pelamar sedang membual dengan janji yang belum tentu bisa ditepati. - Alasan berhenti bekerja.
Jawablah pertanyaan semacam ini dengan memberikan sedikit gambaran tentang suasana kerja yang telah dijalani sehubungan dengan cita-cita yang ingin diraih. Penggambaran yang tepat tentang ketidaksesuaian dua hal tersebut akan menghapus kesan bahwa pelamar adalah kutu loncat yang melamar sekedar untuk memperoleh gaji lebih tinggi. - Gaji yang diinginkan.
Dalam menentukan besaran gaji yang diinginkan, hendaknya pelamar memperhitungkan pengalaman kerja dan tingkat kesulitan pekerjaan. Jangan ragu menyampaikan ekspektasi dengan jelas. - Daya tahan terhadap tekanan.
Ceritakan dengan jujur bagaimana selama ini pelamar menghadapi tekanan dalam pekerjaan. Hindari jawaban klise seperti ‘saya sudah terbiasa dan tidak akan kesulitan menghadapinya’. Akan lebih baik bila pelamar menjelaskan dengan spesifik misalnya ia terbiasa menghentikan pekerjaannya sebentar untuk menenangkan pikiran dengan berjalan-jalan agar pikiran segar kembali. - Sesi pertanyaan bagi perusahaan.
Manfaatkan sesi ini untuk bertanya tentang keuntungan apa saja yang akan diterima pelamar, budaya kerja, serta peraturan yang berhubungan dengan lembur dan jam kerja misalnya.
Selain hal-hal tersebut di atas, pihak perekrut biasanya juga memperhatikan penampilan pelamar. Penampilan yang dimaksud meliputi bagaimana pelamar berpakaian, sikap selama wawancara berlangsung serta cara berbicara. Berpakaian rapi dan sopan, membiasakan diri berbicara dengan kalimat yang efektif, mengembangkan pola pikir positif dan jujur tentu memberikan nilai tambah yang dibutuhkan agar diperhitungkan oleh pihak perekrut.
Ditulis oleh Nastiti
Click here for executive career opportunities or vacancies at Parrish & Co.